RUMAH

ketika pilihan menjadi terlalu sulit
aku memilih untuk pulang
ketika jalanan terbagi menjadi dilema
aku melangkah ke arah pulang
ketika doa tak terputus terpilin dalam duka
pulang adalah jawaban
ketika tercerai berai mata pisau yang menjelma pasir
pulang adalah oase
ketika tiang-tiang penyangga mengeropos
pulang adalah sandaran

pulang…
ke rumah.

rumah bukan sebuah bangunan.
bukan kayu-kayu lapuk yang ditumpuk menjadi gubuk lusuh
bukan juga gedung anggun dengan pijakan balok marmer yang angkuh.

rumah adalah kehangatan.

kehangatan yang ditawarkan oleh wajah-wajah yang selalu kau rindu
kehangatan yang meresap ke dalam pikiranmu, hatimu, bahkan urat nadimu
kehangatan yang mendorongmu untuk selalu berkata :

“disini adalah dimana semua terasa pas bagiku. disini adalah dimana aku akan melangkahkan kaki dalam setiap akhir perjalananku”

10 thoughts on “RUMAH

  1. @nesyayup! hehe. gue mau menghabiskan waktu sebanyaknya ma orang2 tersayang sebelom gue ‘dewasa’.@dechubisa juga dech. semua yang gue sayang adalah rumah. hehe. anji*g gue lagi rinto harahap bgt ni.

  2. eh nya…sehati bgt nih kita. gw lagi kangeeeen bgt sama rumah. rasanya pgn cepet2 pulang aja gw tiap hari, padahal gw kagak ngekos. hehehome sweet home

  3. @dhayhuehehe. hati lo lagi rinto harahap juga ya dhay? melow-melow najis gitu. haha@dachilistrik belom masuk dach. tapi udah ada bandara internasional sih. yah lumayan lah kalo lagi buang2 waktu pengen ke orchard rd ato kopenhagen. buahaha!

  4. wahai pendekar poni bertelinga dua,pulanglah dengan dupa[mistis bgt]heheheh,blog lo gw link yak! berkata dengan maksa link juga blog gw,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s