Sebenernya apa yang diceritakan Lucy dalam buku ini ya layaknya pengalaman turis pada umumnya. Kayak pengalaman Lucy bareng nyokapnya waktu ‘art adventure’ ke galeri-galeri seni dan musium-musium di Paris, nyobain Foie Gras, Salade Nicoise, dan makanan Perancis lainnya, ngerayain new year’s eve dan birthday di Paris, sampe hunting baju-baju, tas lucu dan barang antik di flea market. Bedanya ya itu tadi, Lucy bercerita dengan cara yang sangat arty (yang menurut gue justru menunjukkan dedikasinya sebagai artist). Selain itu, Lucy gak ragu buat nyeritain sisi personalnya (yang sangat amerika) ke dalam buku ini kayak gimana dia ketemu mantannya, pemikiran pribadinya terhadap berbagai hal, kucingnya yang mati, sampe how she really missed her sex with her boyfriend in Chicago.

Diluar semua ‘hiburan’ itu, buku ini juga mengandung kontemplasi Lucy mengenai kedewasaan, problematika hidup, dan yang terpenting, hubungan Lucy dengan sang mama, Georgia.

Buku ini layak baca banget terutama buat orang yang sangat visual kayak gue (mencari hiburan lewat indera penglihatan), juga buat orang-orang yang into desain, kartun, komik, dan tentunya traveling!

“if i were to give a tour of such places, i would include info on the affairs, on what they wore, on the food, and the party scandals, and where/how they fucked, shat, and picked their noses.”

{Lucy in a tour of Queen of Versailles’ bedchamber, where the Queen gave birth in public view of all the court}

visit http://www.stoppayingattention.com/ for more info