Carrefour and Prejudice + Celebutantes

Kemarin sore, gue, ponakan gue Kayla dan Abah gue membentuk trio cilik. haha enggak. Kemarin sore kita bertiga ke Carrefour Cikokol buat belanja keperluan rumah. Well, technically Abah did. Kenyataannya, gue dan neng Kayla hanya bertugas sebagai penggembira dan money spender yang kerjaannya tinggal nyamber biskuit, coklat, soft drink dan snack lainnya. Singkat kata, waktu si Abah lagi ke tempat buah, gue sama neng Kayla yang naik di trolley (neng Kayla yang naik, bukan gue) pergi ke tempat dairy products. Pas gue lagi megang-megang plain yoghurt Cimory (which i love so much), ada mbak-mbak carrefour yang emang lagi jaga sekitar situ ngedeketin gue.

“Ibu, silakan yoghurt buah nya..” IBU??!! bloody hell! i was wearing ripped Bali t-shirt and shorts, bukan blus formal ala nyokap-nyokap. Tapi mungkin karena dia ngeliat gue sendirian sambil bawa tas dan ngedorong anak kecil, jadilah gue IBU-ibu. Berhubung gue males berargumen, yaudah gue diemin aja.

“Yah saya gak suka yang rasa (buah), mbak. Saya ambil yang ini aja”
Gue ngambil satu cup gede plain yoghurt Cimory instead of yoghurt berwarna-warni dalam botolan kecil yang dia tawarkan.

“Tapi yang ini lebih praktis, BU. langsung minum.” Dia agak setengah maksa.
Woy!! This gigantic cup of yoghurt will cost me more than your tiny bottles of artificial-flavoured yoghurt! Won’t your boss just LOVE it? Dan yang kedua, gue bukan IBU!

“Nggak ini aja. Makasih mbak.”
Gue langsung pengen ngacir. Tapi entah dia nggak denger atau apa, dia malah ngoceh.
“Aduuh cantik amaat!! Namanya siapa? Berdua aja sama Mama?!” Dia nanya neng Kayla.
TOENG!! There! I was officially a MOM. I was annoyed and felt hillarious at the same time. I couldn’t help staring at her with a ‘puh-leasee’ grin.
“Kaylaa..” neng Kayla HANYA menjawab pertanyaan mengenai namanya dan tidak mengindikasikan kalau gue bukan mamanya.

Worse, bokap gue dateng dan nanya. “Udah? ada lagi ngga yang mau dibeli?”. Kalo mbak-mbak itu pinter, pikiran yang seharusnya muncul adalah ‘ooh.. Bapak-bapak sangar ini adalah Kakek, Ibu-ibu ini anaknya, dan anak kecil ini cucunya si Bapak’. Tapi entah kenapa, dari ekspresi melongo yang dia tampilkan, tampaknya dia menganggap gue adalah perempuan muda yang menikah dengan om-om. Kalau boleh dikembangkan ceritanya, karena dijodohkan oleh orang tua gue. Hahaha. Kayanya dia kebanyakan nonton sinetron.
Yaudahlah, gue boleh dong berprasangka mbak-mbak itu agak ‘tidak pintar’, sama seperti mbak-mbak itu bebas berprasangka kalo gue udah punya anak. :p

*************************************************************
Anyway, gue baru selesai baca novel fiksi karya Amanda Goldberg & Ruthana Khalighi Hopper, judulnya Celebutantes, yang berarti anak dari seseorang yang terkenal, yang sejak muda sudah mendapatkan perhatian media mengenai kekayaan dan gaya hidupnya (celebrity+debutante). Kalo dalam kehidupan nyata kayak Paris Hilton, Nicole Richie atau Kim Kardashian.

Ceritanya seputar hidup Lola Santisi, anak dari sutradara terkenal Hollywood, Paul Santisi. Dalam buku ini, Lola harus berjuang menghadapi olok-olok media mengenai aktingnya yang lousy, penyakit actorholicnya (yang mengakibatkan Lola patah hati berkali-kali), hingga sisi bobrok keluarganya yang tidak terlihat oleh media. Tapi cerita lalu berfokus pada usaha mati-matian Lola berkarir di bidang desain membantu sahabatnya, Julian Tennant, seorang desainer pemula, untuk meyakinkan para A-list Actresses agar mau mengenakan gaun rancangan Julian ke karpet merah Oscar. Sesuatu yang disebut Lola sebagai “L.A.’s cruelest blood sport”.

Sebenernya, it’s almost another american chick-lit. Tapi yang bikin beda adalah settingnya yang sangat Hollywood. Melalui buku ini kita diajak mengintip ‘kejamnya’ Hollywood terutama selama Oscar Weeks. Kayak tingkah laku para aktris yang nyebelin dan nggak masuk akal, para aktor yang seakan mengidap narsisis ekstrim, serta kejamnya klaim best or worst dressed actresses di karpet merah Oscar. Selain itu, ketika baca buku ini terasa banget banyaknya seleb-seleb, desainer, dan tempat-tempat terkenal di Hollywood yang disebutkan menjadi bagian dari cerita. Semua itu dikemas dengan cukup apik mengingat kedua penulisnya memang punya pengalaman sebagai Hollywood Insiders. Alur ceritanya, walaupun cukup seru, kadang agak lambat dan berputar-putar. Membaca buku ini lebih enak sambil menikmati suasana Hollywood itu sendiri daripada terlalu memusingkan alur ceritanya.
++ Novel ini punya cara promosi yang unik. Yaitu dengan membuat visual teaser lewat youtube(dengan pemeran betulan) layaknya teaser film. Jadi pembaca bisa punya sedikit gambaran tentang tokoh-tokoh dan adegan-adegan di novel ini.

4 thoughts on “Carrefour and Prejudice + Celebutantes

  1. gw pernah dikira bencong terus dilemparin batu.. *udh pasti boong*
    waahhh pasti lo dikira perempuan muda yang mau menikah sm om2 demi hartanya kyk cerita2 sinetron gitu..

    ngomong2 novel yang lo baca itu promosinya ok juga, kreatif…

  2. dear nyanya..
    hehe..itu pengalaman gue banget..waktu itu gue pesen pizza dari rumah (yes, dibojong udh bisa delivery pizza loh loh loh..)..setelah sekian lama, ahirnya mas2 deliverynya dateng juga, meski dgn sdkt keluhan karena dia sempet nyasar beberapa blok..hahaha..terus gue sambut dia dengan muka ceria..lalu dia bilang..Maaf ya BU, aga lama, abis tadi saya nyasar..

    hati gue lalu bergolak..emang tampang gue ini udh kaya ibu2 bgt ya??
    padahal gue pake baju kegedean, celana pendek motif jerapah, menjepit poni gue kebelakang, dan menjadikan anduk gue sbg scarf (soalnya pas itu gue emang mau mandi..hehe)..

    ibu2 waras ga akan pernah pk celana pendek motif jerapah..

    hah..sgt tidak suka dibilang ibu2..pk cin2 kawin aja ngga..mestinya sblm mereka ngomong gt mereka liat dulu ada cincin ga di jarinya si orang..

    ah, jd curhat deh..haha..eh gue jadi pengen baca deh novel itu,gue cari di youtube dl deh..terus tar gue pinjem deh nya..hehe

  3. ya ampyunn nya, itulah yg gw rasain kalo dipanggil 'ibu'.kesel, tp ga bisa nyalahin. apalg dgn fakta muka gw skrg emg lebih ibu2.krn sering dipanggil 'ibu',bahkan ampe kadang gw nengok pas ada yg manggil ibu pdhl bukan bwt gw. pengalaman yg malesin jg adl pas gw dikira istri abang gw sama sodara jauh, istri suami kakak gw pas lg belanja brg dia + athaya, bahkan yg lebih 'perih' pas gw lg beli sesuatu ama kakak gw, gw dipanggil 'bu' sdangkan dia dipanggil 'mbak'. mennn..
    emg sih bbrp taun lg gw bakal jd ibu2, tp kan kan kan..
    *jdnya gw curcol ni.hahaha..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s