Cappadocia: Berbaur dalam Green Tour

Berhubung di Cappadoccia itu agak susah untuk keliling sendiri pake angkutan umum, gue sama Omo pesan tur yang tersedia di salah satu agensi. Rata-rata agensi di sana menawarkan 3 jenis tur: red, blue, dan green. Kita memilih green karena mengeksplorasi nature, cakupannya lebih luas, jaraknya jauh-jauh dan nggak mungkin ditempuh dengan usaha sendiri.

Di tur ini kita semobil bareng sama guide kita Ayhan yang ngocol abis, supir pendiem yang dipanggil Mr. Awesome, Mirinda dan Laurelle dari Afrika Selatan, Marios dan 2 kawannya dari Yunani, sepasang pasutri Turki yang ga bisa ngomong Inggris, dan Pak Min asal Korea Selatan yang kekeuh minta dipanggil Min-Seonsangnim hahaha.

Fairy Chimney
Tujuan pertama adalah Fairy Chimney. Dulu, lava yang keluar saat erupsi gunung berapi menumpuk menjadi gundukan-gundukan batu. Lambat laun, hujan dan angin menyapu batu-batu yang berbahan lunak dan menyisakan gundukan-gundukan batu yang keras. Di masa-masa perang, penduduk setempat memahat gundukan batu tersebut menjadi rumah dan tempat persembunyian dengan jendela-jendela kecil. Dari atas, lembah cantik ini terlihat seperti kumpulan rumah mungil para peri.

image

Derinkuyu Underground City
Tujuan selanjutnya adalah Derinkuyu Underground City. Omo favorit banget sama kota bawah tanah ini. Berhubung Turki ada di posisi strategis, penduduk aslinya sering banget harus bersiasat dari serangan musuh saat perang. Derinkuyu ini dalemnya mencapai 60m di bawah tanah dan bisa menampung hingga ribuan orang, bersama dengan ternak dan persediaan makanan hingga 2 bulan. Selain itu ada saluran tersendiri untuk air dan udara bersih.

Asli ya, di bawah itu rutenya amat sangat berliku. Cocok buat mengelabui musuh yang mencoba-coba masuk. Di dalamnya juga banyak fasilitas seperti sekolah, kamar jenazah, hingga ruangan besar untuk gereja. Tapi kebayang, tetep aja nggak ada privasi karena 1 kamar tidur aja bisa diisi belasan orang. Udaranya dingin banget tapi tetep aja keringetan karena harus naik turun tangga dan jalan sambil nunduk.

image

Ihlara Valley
Selesai ngos-ngosan mengeksplor Derinkuyu, ternyata Ayhan lanjut ngajak kita trekking 3,5 kilometer menyusuri Ihlara Valley, ngarai dengan kedalaman hingga 100m. Banyak yang bisa dilihat di sini. Di tebing-tebingnya banyak terdapat rumah-rumah gua yang masih kokoh berdiri. Banyak juga gereja-gereja kecil dalam gua berumur ratusan tahun dengan fresconya yang cantik.

image

image

Kita menyusuri jalan setapak dengan tebing di sebelah kiri, dan Sungai Melendiz di sebelah kanan.

image

Selime Katedrali
Selesai ngos-ngosan di Ihlara, tanpa ampun, Ayhan ngajak kita ke Selime Katedrali atau Selime Monastery, bukit yang dulu dimanfaatkan sebagai sekolah peribadatan para calon pendeta. Jadi meski bentuknya kayak bukit, di dalamnya terpahat fasilitas-fasilitas seperti asrama, dapur, hingga gereja katedral. Wow!

image

image

Pigeon Valley
Tujuan terakhir yang menanti kami adalah Pigeon Valley. Dinamakan demikian karena lembah cantik ini dulu dimanfaatkan sebagai rumah burung merpati yang bertugas menjadi pengantar pesan. Sementara pup mereka dikumpulin sebagai pupuk yang menyuburkan.

image

Workhsop Batu Onyx
Well, namanya juga ikut tur, ada aja pesanan buat ngunjungin satu tempat belanja. Kita dibawa ke tempat jualan perhiasan dan batu mulia meskipun nggak wajib beli. Yang menarik perhatian gue sih adalah workshopnya. Belom pernah aja liat proses polishing dan finishing batu sedekat ini.

image

Berhubung gue sama Omo biasanya ga pernah ikut tur dan selalu ngatur jadwal sendiri, tur kali ini jadi pengalaman yang cukup unik juga buat kita. Kita jadi punya banyak kenalan baru :). Buat yang mau ke Cappadoccia, gue cukup merekomendasikan Green Tour ini. Enjoy!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s