Tidak hanya luas, hampir setiap sudut kota Istanbul berdenyut dengan eksotisme dan ciri khas yang sukses membuat wisatawan penasaran. Nah, berhubung keindahan kotanya kadang lebih asyik dinikmati dengan berjalan kaki, Kamu harus pintar-pintar ‘isi bensin’ dengan makanan-makanan bergizi supaya energi tetap full dan acara jalan-jalan on terus. Untungnya, jalanan Istanbul selalu ramai dengan jajanan kaki lima yang tidak hanya murah, tapi juga nikmat dan berenergi! (1 Lira = sekitar Rp4000)
- Simit
Kamu belum ke Istanbul kalau belum bertemu gerobak merah khas para penjual Simit yang tersebar hampir di setiap sudut. Simit adalah roti bagel khas Turki. Bentuknya mirip donat dengan ukuran lebih besar, tekstur lebih keras, dan permukaan bertahtakan biji wijen. Saya pribadi merasa Simit itu hambar dan belum tentu disukai lidah Asia Tenggara yang biasa dimanjakan dengan roti bercita rasa manis. Mungkin karena itu juga pedagang Simit kini lebih inovatif dengan tambahan selai, krim, hingga Nutella. Harga: 1.5 Lira (sekitar Rp6,000) dan 2 Lira (sekitar Rp8,000) dengan selai.
- Kaymak Sandwich
Seperti postur orang-orangnya yang tinggi besar, ukuran roti lapis di Istanbul juga besarnya nggak kira-kira. Saya dan suami sempat mencicipi sandwich berisi ham sapi dan Kaymak, sejenis krim padat olahan susu kerbau atau sapi. Rasanya gurih seperti keju dengan tekstur yang sangat lembut, cukup seimbang dengan tekstur rotinya yang agak keras. Kandungan protein dan kalsiumnya cukup tinggi dan akan lebih sempurna kalau ada tambahan sayurnya. Harga: 8 Lira (sekitar Rp32,000).
- Jus Delima
Nah, bisa jadi ini adalah rahasia para wisatawan supaya selalu segar dan kuat menyusuri Istanbul. Saya dan suami menemui banyak sekali kios pinggir jalan yang menjual aneka jenis buah segar yang langsung diperas manual di tempat. Kami excited sekali memesan segelas kecil jus delima, berhubung di Indonesia nggak pernah ketemu jus delima segar. Didukung dengan suhu Turki yang adem di bulan Mei, jus peras kami yang luar biasa kaya dengan vitamin C ini pun terasa segar di lidah dan tenggorokan, seolah sempat didinginkan di lemari es! Harga: 7 Lira (sekitar Rp28,000)
- Balik Ekmek
Di daerah Eminonu yang terletak di ujung Jembatan Galata, banyak kapal-kapal kecil dengan dekorasi unik bersandar. Kapali-kapal itu adalah “resto-resto mungil” yang menjual Balik Ekmek atau roti lapis ikan. Terlepas dari tempatnya yang unik, hidangannya simpel sekali: roti, ikan kembung panggang, bawang bombay, selada, garam, merica dan perasan lemon. Makan Balik Ekmek biasanya sambil ditemani Tursusu, acar buah atau sayur yang rasanya ASAM SEKALI. Mungkin nanti Kamu bisa buat video #TursusuChallenge kalau berkunjung ke sana. Harga: Balik Ekmek 5 Lira (sekitar Rp20,000) dan Tursusu 1 Lira (sekitar Rp4,000).
- Su Boregi
Jajanan sarapan yang satu ini agak galau karena teksturnya merupakan perkawinan antara lasagna dengan adonan pastry. Ketika digigit, Su Boregi terasa unik karena renyah di atas, dan lembut di bawah. Taburan keju fetanya memberikan cita rasa gurih yang berpadu pas dengan adonan yang agak manis. Tapi sejujurnya, buat saya dan suami, Su Boregi ini agak kurang nendang untuk bekal energi jalan-jalan kami, sehingga usai makan pun perut masih meronta-ronta minta diisi. Harga: 4 Lira (sekitar Rp16,000).
- Pilav
Ada kalanya makanan Turki yang nikmat, medok, dan penuh cita rasa pun membuat Saya dan suami kangen makanan simpel dengan porsi masuk akal. Untungnya ada jajanan murah dan sederhana bernama Pilav yang terdiri dari nasi gurih yang dimasak dengan mentega atau kuah berbumbu, dicampur kacang arab (chickpeas) rebus, ditaburi suwiran ayam rebus dan cacahan sayur bubuk. Disajikannya pun hanya menggunakan wadah plastik. Terlepas dari kesederhanaannya, enak dan gurihnya Pilav ini entah kenapa masih membayang-bayangi lidah saya sampai detik ini. Harga: 3 Lira (sekitar Rp12,000).
- Kokorec
Bagi saya yang geuleuh (re: geli) makan jeroan, makan Kokorec ini adalah suatu tantangan karena terbuat dari usus domba atau kambing yang membungkus jeroan lainnya seperti hati, jantung dan pankreas kambing. Jeroan tersebut kemudian dipanggang dengan bumbu perasan lemon, oregano, garam dan lada. Kokorec biasanya disajikan sebagai sandwich dengan roti baget. Surprisingly, rasanya biasa saja, tidak bau meskipun tidak lezat banget juga. Untuk Kamu yang mau menghindari Kokorec, ingat ya, Kokorec dipanggang secara horizontal, berbeda dengan kebab yang dipanggang secara vertikal. Harga: 5 Lira (sekitar Rp20,000).
- Midye Dolma
Saya dan suami sempat penasaran melihat orang-orang berhenti sejenak di depan penjual kerang, membayar uang receh, menenggak kerang tersebut dan melanjutkan perjalanan mereka. Ternyata memang begitu cara menikmati Midye Dolma di pinggir jalan. Midye Dolma adalah kerang rebus yang dijejalkan nasi berbumbu dan dikucuri perasan lemon. Harganya luar biasa murah, namun rasanya alamakjang membuat kami ketagihan. Kerang segar yang kenyal dan manis berpadu gurihnya nasi dan asamnya lemon, Slurp!. Meski demikian, banyak yang bilang bahwa Midye Dolma lebih aman dimakan di restoran karena yang dijual di pinggir jalan tidak bisa dijamin higienitasnya. Mungkin itu yang bikin enak? Harga: 1.5 Lira (sekitar Rp6,000) untuk 2 kerang isi nasi.