Masih melanjutkan postingan tahun 2014 lalu. Hari keempat adalah hari terakhir liburan singkat kami di Singapura. Supaya tidak kelelahan karena besoknya langsung kerja, kami sengaja santai-santai di hari keempat ini. Setengah hari kami gunakan untuk eksplorasi tempat menginap kami di Geylang, dan setengah hari lagi untuk main di airport menunggu pesawat.
Geylang terkenal dengan reputasinya sebagai red light district tempat bisnis prostitusi beroperasi. Di malam hari, kami memang sempat melihat sejumlah wanita berdiri memakai pakaian seksi. Alhamdulillah, suami sudah paham pentingnya menundukkan pandangan sehingga trip kami aman-aman saja hahaha. Di siang hari, Geylang terlihat seperti wilayah pasar dan permukiman pada umumnya saja. Meskipun demikian, saya suka sekali dengan nuansa Geylang yang dinamis dan penuh energi.



Usai berkeliling Geylang sambil menyeret-nyeret koper, saya dan suami beranjak ke airport untuk mengejar penerbangan pulang ke Jakarta. Di Changi, tentunya banyak yang bisa kita lakukan. Apalagi, Changi juga sering menggelar pameran-pameran menarik. Waktu kami ke sana sedang ada pameran bunga-bunga dan guci raksasa.


Alhamdulillah. Meski dengan memori yang sudah agak kabur, postingan tentang Singapura yang sudah tertunda lama banget ini bisa saya selesaikan. Hopefully postingan tentang Jepang, Turki, nganu, nganu dan nganu juga bisa saya selesaikan. Bukan untuk kamu, bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk saya sendiri dan suami. Supaya kenangan-kenangan yang kalau didiamkan hanya akan menguap ini bisa lebih awet tersimpan di platform yang tepat.
This has been therapeutic, really. Seperti memasuki terowongan nostalgia, saya jadi teringat lagi betapa banyaknya nikmat yang sudah Allah SWT beri untuk kami. Betapa beruntungnya saya karena Allah SWT sudah menanamkan cinta di hati saya dan suami. Semoga catatan-catatan ini akan menjadi pengingat agar kami selalu bertahan, sederas apapun hujan turun.