Tokyo: Keliling Asakusa, Baju Seadanya.

29 Agustus 2015.

Meskipun diiringi drama jadwal pesawat ngaco, koper masih ketinggalan di KL, dan tak ada baju ganti di ransel, saya dan suami tetap melanjutkan rencana kami untuk keliling Asakusa dan bertemu dengan teman kami Satoko Kimura, yang dulu pernah belajar BIPA di UI.

Gerimis rintik-rintik menciptakan kubangan-kubangan kecil di jalan. Ujung gaun saya agak menyapu jalan, basah, bersama dengan kaus kaki yang juga basah karena sepatu tidak tahan air. Duh, hujan, dia nggak tahu kalau saat itu kami nggak punya pakaian ganti. Pakaian yang melekat di badan sudah nggak keruan, baunya bercampur antara keringat kemarin dengan basah-basah manja dari gerimis hari ini.

Dari hotel MyStays Haneda, kami jalan kaki ke stasiu terdekat. Membeli kartu Pasmo di mesin kemudian naik kereta ke Stasiun Kuramae. Kami menuju Airbnb di daerah Asakusa dengan harapan bisa menitip koper saja, karena kami tahu kalau check in baru bisa dilakukan jam 3 atau 4. Alhamdulillah, ternyata kamar sudah siap dan pemilik kamarnya memperbolehkan kami masuk lebih awal.

Masih dengan masalah yang sama, kami tidak bawa kepala charger, hanya mengandalkan isi powerbank yang tinggal sedikit. Untungnya, ada ide brilian untuk menyalakan televisi dan menyambungkan kabel charger ke sana. Lumayan, bisa charging walaupun pelan banget terisinya.

20150829_213545-e1523425784886.jpg
Lumayan. Ngecas sambil nontonin mukanya Mastuyama Ken’ichi.

Di perjalanan dari penginapan ke arah destinasi pertama kami, Sensoji Temple, banyak pameran action figure tokoh-tokoh anime Jepang. Suami semangat banget foto bareng Kamen Rider dan Ultraman. Saya pilih Anpanman aja karena sama-sama tembam. Oke. Foto dulu.

20150829_151815
Baju basah belum ganti dari kemarin. Belum kenal lipstik pula. Anpanman pun terlihat lebih kawaii.

Dari sana, kami melanjutkan jalan kaki ke arah Sensoji Temple. Di area depan, kami disambut oleh Kaminarimon atau Thunder Gate yang sangat terkenal.

20150829_150832
Kaminarimon. Gerbang menuju Kuil Sensoji dengan lentera besar yang hits banget di Asakusa.

Lanjut melewati Kaminarimon, kami berjalan menysuri kios-kios di Nakamise Shopping Street yang sering muncul di sejumlah manga Jepang, salah satunya Hai, Miiko!. Percayalah, saat melewati jalan ini, niscaya keinginan untuk jajan sulit sekali dibendung. Ada bermacam-macam street snack, suvenir, dan sebagainya.

20150829_145814
Nakamise Shopping Street. #TakBisaTakJajan.

Kemudian sampailah kami di atraksi utamanya yaitu, Sensoji Temple atau Kuil Sensoji. However, thanks to our incredibly mediocre ability in taking pics, foto di Kuil Sensoji malah nggak ada yang nggenah. Hahaha.

20150829_143628
Kuil Sensoji.

Usai eksplorasi area Kuil Sensoji, kami melanjutkan perjalanan ke area belakang kuil. Dari area kuil utama ini, kami belok kiri menuju shopping arcade street. Pusat pertokoan yang luas dan lebih ramai lagi daripada Nakamise. Saya memang sudah merencanakan ingin berkunjung ke Naritaya Halal Ramen di sana. Jangan tanya lokasi tepatnya ya. Kami pun harus agak bolak-balik dan akhirnya menyerah, bertanya ke bapak-bapak satpam ramah yang clearly tidak bisa bahasa Inggris, tapi sangat bersungguh-sungguh membantu dengan gerakan tangan dan senyum. Happy!

20150829_141929
Tampak depan Naritaya Halal Ramen.

Begitu ketemu toko berstiker halal ini, kami langsung sibuk pilih-pilih ramen yang ada di gambar. Cara pesannya pun menarik banget. Ada semacam vending machine tempat kita memasukkan uang dan menekan tombol sesuai ramen pilihan kita. Dari sana, pelayan akan membuatkan ramen sesuai pesanan. Saya lupa pesan menu apa waktu itu, kalau nggak salah harganya sekitar 800 Yen. Di toko ini pula kami ketemu dengan keluarga muda yang juga dari Indonesia. Sayang kami nggak sempat ngobrol banyak karena mereka berniat makan di lantai atas yang lebih luas dan child-friendly. Tapi entah kenapa saya senang sekali ketemu teman sebangsa kalau lagi perjalanan jauh seperti ini. Hahahaha.

20150829_135312
Ramen halal hangat, pas di kala hujan.

Kami janjian via LINE untuk bertemu dengan Satoko. Berhubung Satoko baru bisa datang agak sore, kami memutuskan untuk eksplorasi area sekitar dan santai-santai dulu di penginapan. Saat kembali ke penginapan, ternyata jalanan ditutup karena ada semacam pawai. Kami bedesak-desakan dengan penonton yang memenuhi area pawai sambil berusaha memotret dengan stik selfie di atas kepala orang-orang.

DCIM100MEDIA
Walau gerimis, orang-orang tetap semangat menonton pawai.

Akhirnya, saya dan suami kembali ke area Sensoji untuk bertemu dengan Satoko. Duh, siapa yang sangka saya dan Satoko bisa bertemu lagi, di negaranya pula. Satoko buru-buru mengajak saya ke Sekai Cafe, kafe halal yang juga berada di area shopping street sekitar Sensoji. Makanannya lumayan enak, meski harganya agak maharani hehehe.

YDXJ0101.jpg
Selain makan yakisoba andalan Sekai Cafe, kami juga bertukar omiyage atau oleh-oleh.
Jpeg
Duh, kemampuan fotografi yang sungguh ciamik. Hahahahahahaha.

Satoko dan kami berpamitan di depan Kaminarimon dan berjanji untuk bertemu sekali lagi sebelum kami meninggalkan Tokyo. Meski mungkin keindahan dan keseruannya tidak terlalu kelihatan di foto-foto yang aduhai ini, saya dan suami sangat menikmati Asakusa. Apakah tidak sayang menghabiskan 1 hari di Asakusa saja? Tergantung. Bagi saya dan suami, traveling tidak harus ambisius bisa mengunjungi sebanyak-banyaknya tempat dalam waktu singkat. Kami selalu berusaha menikmati tempat baru dengan santai dan tidak ngoyo, berbaur dengan orang lokal dan mencoba mengikuti pola hidup mereka.

Contohnya, dari Asakusa ini tadinya kami berniat untuk pergi ke Menara Skytree. Namun, karena ternyata kami masih sangat menikmati Asakusa, maka kami merasa melihat Skytree dari jauh saja sudah cukup. Apalagi mempertimbangkan bahwa suasana Asakusa yang “ramah” dan penuh denyut kehidupan memang lebih sesuai dengan selera kami dibandingkan menara Skytree.

Meski berjanji untuk terus memperbaiki kemampuan foto kami (hahaha), namun kami tetap selalu mendahulukan hal-hal yang kami rasa paling penting saat traveling: good food, good friends, happy heart ❤

One thought on “Tokyo: Keliling Asakusa, Baju Seadanya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s