31 Agustus 2015.
Dari Tsukiji, kami beranjak ke Akihabara. Sebenarnya, daerah ini tidak masuk ke bucket list saya karena AKB terkenal sebagai pusat elektronik, games, komputer, action figure, dan mungkin paling terkenal adalah grup idola AKB48, not necessarily our taste. Jadi kami ke sini karena kadung sudah di Tokyo saja, dan rasanya sayang kalau dilewatkan.
Ternyata, Akihabara boleh juga dijelajahi. Meski tidak ada yang spesial-spesial amat, tapi jalanan Akihabara yang penuh dengan baliho dan plang raksasa warna-warni cukup membuat kami ceria dan merasakan suasana yang “Jepang Banget”.
Selain kental dengan nuansa games dan elektronik, di AKB juga banyak toko-toko dewasa yang menjual barang-barang
Lapar setelah jalan-jalan, kami mencari pedagang Star Kebab yang cukup banyak bertebaran di beberapa sudut jalan. Di AKB memang agak sulit mencari restoran makanan halal. Setidaknya saat itu demikian yang kami rasakan. Mudah-mudahan sekarang sudah lebih banyak.

Kebab ini dijual di gerobak atau kios kecil tanpa tempat duduk. Sepertinya memang hanya untuk take away. Akhirnya kami pun makan sambil bersender di pagar. Sudah kenyang, kami melanjutkan melihat-lihat figurine tokoh-tokoh anime. Kebetulan, teman saya ada yang menitip figurin Yotsuba.

Tujuan kami selanjutnya adalah LAOX Department Store, salah satu alasan utama kenapa saya bela-belain ke Akihabara. Di LAOX ini konon ada area sholat dan bahkan oleh-oleh halal khusus untuk turis muslim. Mengandalkan google maps, akhirnya kami sampai di LAOX yang gedungnya ternyata tidak seberapa besar. Jangan bayangkan seperti mal-mal di Indonesia ya.
Alhamdulillah, ternyata memang disediakan oleh-oleh halal untuk turis muslim di Lantai 3 (3F) dan ruang berdoa atau salat di Lantai 7 (7F). Keduanya bisa kami capai dengan lift maupun tangga.
Ruang salatnya kecil, sederhana, namun bersih. Ada sajadah dan sarung yang bisa digunakan. Untuk mukena, saya agak-agak lupa. Kami kemudian belanja di lantai 3. Pilihan oleh-olehnya memang tidak cukup banyak dan beberapa harganya agak mahal. Malah, kalau dilihat-lihat lebih teliti, banyak dari oleh-oleh tersebut yang sebenarnya produksi Malaysia. Kalau kamu cari yang memang asli produksi Jepang, silakan dilihat lagi dnegan lebih cermat.
Di sana kami juga bertemu dengan salah seorang ibu-ibu penjaga kasir yang berjilbab. Saya beranikan tanya-tanya. “Indonesia? Malaysia?”. Ternyata ibu itu orang Indonesia! Jujur, saya sudah lupa nama beliau. Tapi kami ingat sekali beliau dan anaknya sudah tinggal selama 13 tahun di Jepang. Untungnya, beliau masih lancar bahasa Indonesia. Beliau juga semangat sekali memberi rekomendasi oleh-oleh sekaligus melayani kami di kasir.
Senangnya ketemu saudara sebangsa. Tapi terharu juga melihat beliau yang mengaku ingin pulang ke Indonesia tapi belum bisa karena satu dan lain hal.

Kami tidak menghabiskan waktu terlalu banyak di Akihabara karena masih ada beberapa area yang kami tuju selanjutnya.
Bye, bye, Akihabara!
