8 November 2018
Hari ini adalah hari terakhir kami di Malang. Agendanya nggak banyak karena kami harus naik kereta jam 14.25 di Stasiun malang. Di homestay, kami sudah packing dan rapi-rapi, tapi kami minta izin untuk check out setelah salat zuhur. Berhubung hari itu nggak ada tamu selain kami, ibu pemilik homestay mengizinkan kami untuk late check out.
1. Arema FC Official Store
Perhentian pertama kami adalah ke Arema FC Official Store untuk mewujudkan keinginan suami mengumpulkan merchandise klub sepak bola di kota-kota yang kami datangi. Kami berangkat menggunakan Grab Car dengan biaya sekitar Rp12.000 dari homestay.
Tokonya ternyata bagus banget dan mereka nggak cuma jual jersey atau pernak-pernik kecil seperti yang saya duga. Ada juga kemeja lengan panjang dengan logo Singa Edan, bahkan sweatshirt yang keren banget. Desainnya pun cukup edgy mirip-mirip distro. Suami saya akhirnya memutuskan untuk membeli kaus dengan logo besar di dada seharga Rp150.000.
Buka: 10.00 WIB
2. Bakso President
Sebenarnya, ada dua pilihan bakso Malang yang khas, Bakso Kota Cak Man dan Bakso President. Mengingat Bakso Kota Cak Man bisa kami jumpai di Jakarta, kami akhirnya memilih untuk mendatangi Bakso President yang lokasinya unik banget: di pinggir rel kereta!
Kami pesan Bakso Malang Campur yang isinya terdiri dari bakso besar, bakso urat, bakso biasa, tahu, dan pangsit. Selain itu, kami juga pesan bakso bakar yang disajikan dengan tusukan seperti sate. Enak? Enak kok, alhamdulillah. Tapi buat cowok-cowok biasanya sih kurang nendang. Hahaha.
3. Pulang dan (lewat) Kampung Jodipan
Dari Bakso President, kami pulang ke Homestay untuk final packing, istirahat sebentar dan salat zuhur. Kami sempat ngobrol sebentar sama ibu pemilik Homestay sebelum pergi. Let me tell you, menginap 2 malam di Homestay De Tedieta ini, WORTH IT banget. Dengan harga terjangkau, kami sudah dapat fasilitas seperti hotel. Kamarnya nyaman, dapat air, teko air panas, AC, TV, kamar mandi air panas dan WIFI. Lokasinya sendiri benar-benar strategis. Dekat dengan alun-alun Malang, Stasiun Malang, Kampung warna-warni Jodipan dan Tridi, serta beberapa tempat makan terkenal seperti Rawon Nguling dan Ronde Titoni.
Usai pamit, kami berjalan keki sejauh kurang lebih 800m ke Stasiun. Posisi homestay kami sebenarnya dekat banget nget nget dengan Kampung Warna Warni. Tetapi entah kenapa nggak ada satu pun dari kami yang pingin banget ke sana. Jadi hanya saya foto kampung tersebut sambil lewat 😀
Di sebelah Stasiun, ada toko oleh-oleh Anugerah yang lumayan oke. Kami beli beberapa buah tangan tambahan sambil menunggu kereta. Akhirnya, kereta kami datang dan sudah waktunya untuk bilang bye-bye Malang-Batu-Bromo! See you again!